KERINCI - Masyarakat Kabupaten Kerinci, Jambi, memiliki berbagai tradisi yang hingga saat ini masih terus dilestarikan. Salah satunya Kenduri Sko, yang merupakan tradisi turun temurun paling besar bagi masyarakat Kerinci.

Pada awalnya, perhelatan Kenduri Sko adalah upacara adat yang rutin dilakukan setiap tahunnya sehabis masa panen raya.

Namun seiring berjalannya waktu dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, perhelatan Kenduri Sko mengalami perubahan waktu pelaksanaan menjadi 5 tahun sekali.

Kenduri sko ini juga menggambarkan adanya keterpaduan, keakraban, kesadaran, kebersamaan dan keterbukaan antara sesama anggota masyarakat dan antara anggota masyarakat dengan pemimpinnya sebagaimana falsafah Nagari Kerinci.

Keterpaduan merupakan satu hal yang diperlukan dalam membangun nagari, kerjasama yang terpadu antara pemimpin dengan rakyatnya, melambangkan musyawarah-mufakat, sebagaimana tertuang dalam pantun adat “Memasak nasi dalam periuk, menggoreng dalam kuali. Tegak berunding duduk bainok, alamat usaha akan menjadi.”

Keakraban diperlukan di tengah-tengah masyarakat, sehingga melahirkan persatuan dan kesatuan, bersatu anggota masyarakatnya dan bersatu dalam tekadnya.

Minggu (19/12) kemarin, masyarakat lima Desa Tanjung Pauh Mudik, Kecamatan Danau Kerinci Barat, Kabupaten Kerinci mengelar Kenduri Sko.

Dalam acara kenduri sko di Desa Tanjung Pauh Mudik ini ada beberapa persembahan yang ditampilkan, salah satunya adalah Tari Iyo-iyo massal yang merupakan tarian tradisi dari lima Desa Tanjung Pauh Mudik yang ditarikan dan dinyanyikan oleh Ibu-ibu sebanyak 50 orang, serta diiringi musik gendang yang dimaikan oleh anak jantan dari depati ninik mamak. Adapun syair dari Iyo-iyo ini adalah berisikan pantun - pantun adat.


Penulis: Dedi
Editor: Ikbal Ferdiyal



comments